Selasa, 14 Mei 2013

Story : Memory In Desa Bukit Punjung 2012


     Friend..besok pagi aku mampir kerumahmu ya? besok kita berangkat bareng aja pake motorku, gimana mau nggak?” Kalimat itu terlampir dalam teks sebuah pesan HP yang tertuju untuk ETI yang dikirimkan oleh FITRI seorang gadis yang tengah kuliah memasuki semester akhir di perguruan tinggi STKIP YPM BANGKO, “Oke friend, ditunggu besok ya?dan kalau bisa besok usahakan friend agak cepat ya berangkatnya dari rumah” Balas Eti. “Oke, besok aku akan berangkat dari rumah sekitar jam 7”. Balas Fitri lagi. Keesokan harinya tepat pukul 8 Fitri sampai di kota Bangko dan langsung menuju kerumah Eti teman akrabnya. Mereka berdua pun berangkat dengan motor Mio nya Fitri dengan diboncengi oleh Eti menuju ke Aula kampus atas di daerah Talang Kawo, disana mereka akan mengikuti kegiatan pembekalan bagi mahasiswa KKN-PPM atau disebut juga Kukerta (Kuliah Kerja Nyata) yang dilaksanakan selama 2 hari yang dimulai pada hari sabtu dan minggu (14-15 April 2012).
                Pembekalan dimulai dari pukul 8 pagi hingga jam 4 sore, sudah 2 pembicara yang menyampaikan materi sebelum menjelang dzuhur waktu istirahat pada hari pertama,  sebelum semua mahasiswa diabsent sebelum waktu istirahat kini tibalah saatnya mereka dibagikan buku panduan yang juga berisikan pembagian nama nama anggota kelompok yang telah dibagikan untuk tiap tiap desa yang nanti akan mereka kunjungi selama lebih kurang 2 bulan dimana mereka akan belajar berbaur dengan masyarakat setempat dan mengabdi untuk ikut berpartisiasi dan memberikan kontribusi dalam memajukan daerah dan mensejahterakankan kehidupan masyarakatnya.
                Saat melihat namanya ternyata Fitri ada dikelompok yang berlokasi di desa Muara Jernih, dengan cepat dia langsung melihat nama nama teman yang satu kelompok dengannya yang berjumlah 12 orang. Satu persatu nama nama itu dibacakannya, sekitar 7 orang nama nama itu sudah tak asing lagi baginya, kebanyakan dari mereka adalah teman-teman diwaktu PPL, dua orang diantaranya adalah teman satu kelasnya satu laki laki dan satu lagi perempuan dan selebihnya tidak ada yang ia kenal.
 Sejenak dipikiran Fitri mulai berfikir kembali..desa Muara Jernih, baginya desa itupun juga tak asing lagi ia dengar karena sudah sering dia lewati disaat berkunjung kerumah temannya ataupun hanya sekedar pergi jalan-jalan bersama teman temannya dikampung. Baginya desa itu biasa biasa saja tidak ada yang istimewa baik itu dari pemandangan alamnya ataupun masyarakatnya, hanya saja jaraknya lumayan tidak memakan waktu yang banyak jika akan berulang dari rumahnya.
 Fitri pun berfikir kembali…sepertinya ini sudah jalan dan nasib nya untuk tidak bisa jauh-jauh dari orangtua dan kampungnya, “bagaimana aku bisa berkembang kalau yang kulihat hanya itu itu saja dan teman-teman satu kelompok pun orangnya itu itu saja, sedangkan aku dari awal sudah membayangkan akan berada di sebuah desa yang sangat jauh..disebuah desa terpencil dengan pemandangan alamnya yang indah, masyarakatnya yang ramah dan sama sekali belum ia kenal bagaimana kondisi daerahnya, jalannya, budayanya orang-orang sana dan masyarakatnya”. Pikirnya dalam hati..”Oh tuhan andai saja ada teman ku yang ingin bertukar tempat dengan ku aku pasti akan mau sekali meskipun memang harus berfikir dua kali karena selain mengingat orangtuaku yang tidak ingin aku jauh jauh dari mereka aku juga harus memikirkan skripsiku yang sebentar lagi akan memasuki tahap penelitian disebuah sekolah yang tidak jauh dari rumahku, jika aku dapat disebuah desa yang sangat jauh tentunya aku akan sulit untuk pulang dan skripsi ku akan terbengkalai, oh tuhan sangat bodoh sekali diriku memaksakan kehendakku untuk lebih memilih mementingkan mencari pengalaman dibandingkan menyelesaikan skripsi dengan cepat, tapi kalau dipikir pikir ini sama sama berharga dan penting, namun sepertinya dipikiran dan hati Fitri lebih berat untuk tetap yang diutamakan mencari pengalaman karena baginya pengalaman didaerah orang bukan lah hal yang mudah bagi dirinya untuk dicari sedangkan skripsi nantinya bisa diusahakan mengingat waktu juga masih cukup lama menjelang ujian, tapi sepertinya ini sudah tidak mungkin karena harapan untuk bisa change itu bukanlah hal yang gampang bagi dosen untuk mengizinkan tanpa alasan yang kuat.
Fitri pun harus pasrah menerima pembagian kelompok yang telah ditetapkan oleh dosen, namun sesaat ketika menuggu panggilan namanya disebutkan oleh dosen yang sedang mengabsent semua mahasiswa yang hadir tiba-tiba seorang wanita menghampirinya dan duduk dibangku kosong yang ada tepat didepannya..wanita itu sudah cukup dikenalnya. Sebuah pertanyaan segera dilontarkan kepada Fitri oleh wanita yang ternyata bernama Yudestri itu. “Dapat KKN didaerah mana Fit?”. Tanya dia. “Didesa Muara Jernih”. Jawab Fitri singkat. “Ohw….berarti enak dong dekat  dari Rantau Panjang Fit”. Balas Yudestri. “Yaa enak sih, tapi temen temennya itu itu melulu Des, kebanyakan dari mereka temen ku satu kelompok waktu PPL dulu, dan lagi desa nya juga udah tahu soalnya udah lumayan sering kedaerah sana”. Tambah Fitri lagi. “O…gini aja Fit, kebetulan aku kan dapat didaerah Bukit Punjung Kecamatan Tiang Pumpung, akupun udah biasa lewat sana kalau bolak balik pulang kekampung ku dijangkat. Gimana kalau kita change aja, mau nggak?? “Tanya Yudes. “Wah…gimana ya des, sebenarnya mau banget, soalnya aku pengen banget nyoba cari sesuatu yang baru dan cari pengalaman didaerah yang belum sama sekali ku kenal tapi kayaknya perlu pertimbangan dulu deh, kasih aku waktu buat aku mikir dulu gimana, besok deh aku kasih tau kepastiannya iya atau nggak”. Balas Fitri. “Mau lah Fit…ya, desa nya itu nggak jauh kok sekitar setengah jam dari Bangko nyampe sana, jalannya juga bagus ngga terlalu jelek, kalau iya nanti malam langsung aja sms aku ya, kirim aja ke nomor ku ini..” Ungkap Yudes sambil menyebutkan nomor handphone nya, dan aku pun menyimpan nomornya di HP ku. “Oke, nanti malam aku sms ya”. Balas Fitri. Akhirnya saat waktu istirahat tiba hingga jam 2 siang mereka pun masuk keruangan kembali menerima materi selanjutnya dari satu orang pembicara terakhir disore itu, acara usai sekitar pukul 4 lewat.
Pada malam harinya sehabis magrib Yudestri pun sms Fitri dan langsung menanyakan jawaban dari Fitri mengenai keputusannya iya atau tidak untuk mau diajak change, sebenarnya Fitri belum memikirkannya dengan matang karena pilihan yang harus dia pilih sama sama sulit, kedua duanya sama sama ada sisi enak dan tidaknya, jika ia memilih didesa Muara Jernih berarti pergaulannya tidak akan banyak perkembangan atau perubahan dan juga mendapatkan sesuatu yang baru dalam hidupnya tapi untuk masalah penyelesaian proposal dan penelitian akan sangat memudahkannya untuk diselesaikan dengan cepat karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari sekolah tempat penelitian skripsinya dan juga rumahnya. Dan jika ia memilih desa Bukit Punjung yang sama sekali belum diketahui daerahnya apakah benar jarak tempuhnya setengah jam ia belum tahu pasti, yang jelas justru karena ketidaktahuannya itu dia akan menemukan sesuatu yang baru yang akan menjadi pengalaman sangat berharga dalam hidupnya, dan nama nama dalam kelompok itu pun yang kebanyakan adalah cowok cowok bahkan belum ada yang dikenalnya satupun, nama perempuan pun hanya satu orang yang dikenalnya karena kebetulan dia teman satu kelas Fitri sendiri, selebihnya hanya tau nama dan wajahnya tapi belum kenal baik pribadinya karena juga berbeda jurusan.
Fitri yang pada malam itu menginap dirumahnya Eti yang merupakan salah seorang sahabat baiknya akhirnya meminta pendapat kepada Eti . “Ti, aku bingung nih sekarang.. kalau menurut Eti sebaiknya aku terima nggak ya tawaran Yudestri untuk change dengan dia?sebenarnya seberapa jauh sih Ti desa Bukit Punjung itu?kira kira tembus nggak setengah jam nyampe sana?” Tanya Fitri kepada Eti disebelahnya yang sedang berbaring nonton TV. “Kalau tidak salah kemungkinan memang iya bisa tembus setengah jam Fit, tapi saya kurang tahu juga desa nya itu lokasinya ditepi jalan atau masuk kedalam. Sebaiknya pikir masak masak dulu Fit.. ini adalah hal penting yang bisa saja nanti menganggu kegiatan yang lain yang mungkin lebih penting dari ini namun juga sebaliknya ini merupakan kesempatan terakhir untuk kita bisa terjun langsung kelapangan bergaul dengan masyarakat mencari pengalaman yang setelah ini tidak mungkin kita temui lagi setelah tamat dari kuliah nanti”. Ungkap Eti. “Iya Ti, sebenarnya jujur untuk aku pribadi lebih memilih untuk menerima tawaran Yudestri karena aku sedari awal sudah berharap dan mengimpikan bisa menempati desa yang benar benar sebuah desa terpencil dengan suasana alamnya yang indah, yang masih tradisional dan juga masyarakatnya yang ramah”. Balas Fitri lagi. “Ya sudah Fit kalau begitu terima saja tawaran si Yudes, mudah mudahan pihak panitia pelaksana kukerta bisa menyetujui permintaan kalian untuk change, kan dicoba aja dulu mana tau bisa”. Saran Eti.
Tidak lama kemudian sekitar pukul 8 malam akhirnya Fitri menerima sms dari Yudestri yang menanyakan keputusan akhir dari Fitri, Fitri pun sempat bingung dan menunggu waktu untuk berpikir sejenak sebelum membalas sms Yudes, karena terlalu lama akhirnya Yudes langsung menelpon Fitri. “Fit, gimana mau kan change?”. Ayolah Fit please?” Pinta Yudes yang sangat berharap banyak dengan Fitri. “Tapi Des, sepertinya sulit untuk dosen bisa menyetujui permintaan kita, waktu tinggal hanya satu hari sedangkan hari senin kita sudah mulai diantar kelokasi kukerta, aku rasa panitia tidak akan mau lagi dipersibuk dan diganggu keputusan mereka tanpa alasan yang kuat”. Balas Fitri yang tidak yakin permintaan change mereka akan dikabulkan. “Tapi kita harus coba dulu Fit, besok kita akan urus sama sama dan kita temui langsung pihak panitia kukerta nya, teman teman yang lain juga banyak kok yang ingin change, pokoknya kita usahakan besok ya..?”. “Oke kalau begitu Des, aku juga sangat berharap permintaan kita ini bisa dikabulkan besok”. Balas Fitri. “Amiin..ya udah sampai ketemu besok dikampus ya Fit..”. Tambah Yudes. “ Oke”. Balas Fitri singkat dan mengakhiri pembicaraan mereka.
Keesokan harinya, ternyata tuhan memudahkan jalan mereka sehingga berkat kegigihan dan semangat Yudes yang lebih besar untuk bisa change akhirnya bisa dikabulkan dan disetujui oleh dosen setelah Yudes menemui dan menghubungi kedua pembimbing masing masing kelompok serta membuat surat pernyataan untuk diserahkan kepada panitia kukerta, meskipun masih dalam keraguan akan keputusan yang telah dipilihnya sendiri akhirnya mau tak mau Fitri pun harus bisa menerima kenyataan yang akan dia hadapi selanjutnya bahwa dia harus bergabung dengan kelompok orang orang yang anggotanya sebagian besar belum ia kenal dan bahkan kebanyakan dari mereka adalah laki laki. Hari itu Minggu, 15 April 2012 adalah hari kedua sekaligus hari terakhir pembekalan mereka untuk persiapan terjun kelapangan, sore harinya menjelang penghabisan acara setiap kelompok yang telah dibagikan diminta oleh panitia untuk menemui pembimbing mereka masing masing untuk merundingkan soal hari keberangkatan mereka dan persiapan bekal peralatan dan perlengkapan apa saja yang perlu dibelikan dan dibawa ke lokasi kukerta mereka.
Dosen pembimbing kelompok yang dapat di desa Bukit Punjung Kecamatan Tiang Pumpung kebetulan pada hari itu tidak hadir karena sedang berada di Padang namun mahasiswa yang tergabung dalam kelompok itu tetap berkumpul untuk bersama sama mendengarkan informasi dari ketua kelompok mereka yang ditugaskan untuk menghubungi dosen pembimbing sekaligus pembagian baju kaos kukerta untuk tiap tiap mahasiswa, setelah dihubungi melalui handphone diperoleh informasi bahwa mereka akan diantar oleh pembimbing kelokasi kukerta antara hari rabu atau kamis, Fitri yang saat itu sudah bergabung dan berkumpul bersama teman teman kelompoknya akhirnya baru bisa mengenal wajah wajah baru yang kebanyakan baru pertama dilihatnya yang akan bakal menjadi teman dan sahabat setelah tinggal bersama ditempat kukerta nantinya. Saat berkumpul yang hadir hanya beberapa orang, belum semuanya hadir, terlihat dan yang sudah dikenalnya hanya Yoffa yang kebetulan teman sekelasnya, dan Joni serta Ise dari jurusan Bahasa Indonesia.
Pada tanggal 17 April, tepatnya hari selasa sore pada jam 4 mereka diperintahkan oleh dosen pembimbing untuk berkumpul dikampus untuk membicarakan mengenai apa apa saja yang akan mereka bawa untuk keperluan perlengkapan maupun peralatan memasak mereka nantinya selama tinggal diposko. Kebetulan disaat itu Fitri tidak hadir namun informasi masih bisa didapat dari temannya Yoffa yang saat itu hadir. Pada sore itu juga ternyata ketua kelompok mereka bersama salah seorang teman lainnya yang kebetulan rumahnya tidak begitu jauh dari lokasi kukerta diperintahkan oleh dosen pembimbing mereka untuk meninjau bagaimana keadaan serta situasi pedesaannya serta jalan menuju kesana sekaligus menemui dan meminta izin kepala desanya.
Akhirnya keberangkatan mereka dilaksanakan pada hari rabu keesokannya harinya, ketua kelompok mereka memberitahukan lewat sms bahwa mereka akan berangkat pada pukul 12.00 WIB tepatnya dari Bangko yaitu bagi mereka yang lokasi rumahnya tidak jauh dari daerah sekitar Bangko, dan mereka diminta untuk berkumpul dikampus, namun ternyata mendadak jadwal keberangkatan dipercepat oleh dosen pembimbing mereka menjadi pukul 10.00 WIB mengingat hari keberangkatan mereka juga yang sudah lewat dari jadwal pengantaran yang sebenarnya pada tanggal 16 hari selasa. Fitri yang meskipun sudah mendapatkan informasi perubahan jadwal keberangkatan dari ketua ternyata tak dak dapat datang tepat waktu, perjalanan nya menuju Bangko yang memakan waktu setengah jam membuat teman temannya yang sudah berkumpul di Kampus terpaksa harus menunggunya selama setengah jam. Fitri saat itu diantar oleh kakak sulungnya sampai ke Bangko. Saat tiba dikampus semua teman temannya sudah siap semua untuk berangkat hanya tinggal menunggu dirinya saja. Mereka ada sekitar 5 orang, termasuk Yofa satu satunya cewek yang ada disana, mereka menunggu di parkiran kampus.
“Wah…kayaknya ni kalau dilihat dari bawaannya mau langsung pindahan nih?”. Ungkap salah seorang cowok yang baru kali pertamanya dilihat oleh Fitri saat dia menurunkan tas beban pakaiannya dari motor yang dibawanya memang lumayan banyak sehingga wajar teman temannya itu bersuara yang bermaksud bercanda, termasuk juga Yofa dan Joni yang ikut-ikutan namun Fitri hanya tersenyum mendengar godaan dari teman temannya. “Ya udah sekarang buruan kita langsung berangkat…dosen pembimbing kita beserta teman teman yang lain  udah lama nih nungguin kita di Sekancing”. Ungkap Joni yang langsung menuju motornya yang di parkir tidak jauh dari tempatnya duduk. “Oh iya aku sama siapa nih?” Tanya Fitri. “Terserah Fitri maunya sama siapa boleh pilih, mau satu motor sama abang juga boleh” Ungkap cowok yang pertama tadi bersuara. Fitri pun akhirnya memilih untuk berangkat bersama cowok tersebut sedangkan tas nya dititip diletakkan dimotor teman mereka yang satu lagi yang kebetulan dia sendirian tidak memboncengi teman.
Diatas motor Fitri pun berkenalan dan ngobrol dengan cowok yang telah bersedia dengan senang hati memboncenginya itu, dia ternyata bernama Safra lengkapnya Al Syafra. Obrolan mereka terus berlanjut hingga disepanjang perjalanan. Saat tiba di daerah Sekancing mereka pun berhenti dirumah salah satu teman satu kelompok mereka yang bernama Andriadi, disana mereka sudah ditunggu lama oleh dosen pembimbing mereka, sebelum berangkat ke lokasi mereka terlebih dahulu diberikan pengarahan oleh dosen pembimbing mereka, usai itu mereka langsung pamit dengan orang tua Andriadi dan langsung berangkat. Diperjalanan cukup memakan tenaga dan waktu yang lama karena ternyata kondisi jalan yang ditempuh berbatu dan banyak melewati daerah perbukitan, bagi mereka yang baru menempuh daerah itu untuk pertamakalinya merasakan perjalanan amat jauh yang melewati hutan, perkebunan karet dan sawit hampir disepanjang perjalanan menuju kesana. Sesampainya disana mereka langsung kerumah pak kepala desa dimana mereka harus meminta izin dan sekaligus pengenalan diri mereka. Sedikit kata sambutan dari dosen pembimbing yang telah mengantarkan mereka, juga dari ketua dan terakhir kata sambutan dari pak kepala desa. Setelah itu mereka pun diantarkan oleh pak kepala desa beserta juga istrinya ke lokasi rumah yang akan bakal dijadikan posko tempat mereka selama tinggal disana yaitu selama 40 hari yang dimulai dari tanggal 16 april hingga berakhir pada 23 mei.
Rumah yang dituju ternyata tidak begitu jauh jaraknya dari rumah kepala desa, dengan bermotor mereka semua dengan cepat sampai ke tempat yang dituju, rumah yang dimaksud yang akan bakal jadi tempat tinggal mereka adalah sebuah perpustakaan sekolah SMP yang merupakan rumah bedeng berpintu tiga dengan dindingnya kayu papan, kebetulan perpustakaannya berada ditengah dimana disebelah kanan dan kirinya sudah dihuni dan ditempati oleh 2 keluarga yang merupakan guru yang mengajar di SMP sana. Yaitu keluarga Pak Masri dan pak Teddy. Usai melihat lihat dan meninjau rumah yang akan dijadikan posko tersebut akhirnya dosen pembimbing mereka pun pamit pulang kepada para mahasiswa dan juga pak kepala desa. Pada hari itu juga mereka pun membersihkan ruangan perpustakaan yang terlihat sangat kotor dan berdebu karena sepertinya jarang dibuka dan digunakan oleh siswa untuk ruang membaca. Ruangan tersebut cukup sempit karena ada dua rak lemari buku besar disana serta meja meja dan kursi yang ditumpuk ditepi tepi dinding. Merekapun diminta oleh kepala desa untuk mengeluarkan sebagian meja dan kursi serta peralatan2 lainnya untuk dipindahkan diruangan Lab. Komputer agar ruangan menjadi lapang. Setelah disusun dengan rapi hingga dibersihkan debu debu yang ada didinding dan dilantai dengan sapu akhirnya mereka istirahat sebentar dan kemudian kembali merundingkan mengenai kebutuhan dapur untuk masak memasak serta peralatan lainnya yang belum dibawa, setelah dihitung hitung jumlah semua biaya yang harus dibeli lagi akhirnya mereka sepakat untuk mengumpulkan uang iuran masing masing individu sebanyak 50 ribu termasuk untuk memesan spanduk yang lumayan banyak menghabiskan uang.
Pada hari itu mereka tidak langsung menginap diposko karena sebagian diantara mereka masih ada yang belum membawa pakaian untuk pakaian ganti selama mereka tinggal disana, dan juga masih banyak peralatan memasak untuk didapur yang belum dibawa serta bahan bahan untuk masak yang juga belum dibelikan. Pada sore itu juga mereka pulang semua meskipun sebenarnya Fitri sudah membawa lengkap pakaian dan peralatannya  tapi karena teman temannya pulang semua akhirnya mau tak mau dia harus pulang juga. Hari itu Fitri pulang satu motor masih bersama Syafra sedangkan Yofa bersama Joni, mereka sempat mampir saat itu disebuah rumah makan dipinggir jalan yang laris dengan pengunjungnya, Fitri saat itu di traktir sama Syafra, sedangkan Yofa di traktir sama Joni. Usai makan mereka melanjutkan perjalanan menuju pulang, namun ditengah jalan mereka kehujanan hingga mereka pun mencari tempat berteduh tepatnya disebuah toko karena mengingat hujannya yang sangat lebat, tidak lama sekitar sepuluh menit hujan pun mulai reda, dalam keadaan masih gerimis mereka sepakat untuk melanjutkan perjalanan kembali karena kalau menunggu hujannya benar benar reda akan lama menunggu sedangkan hari sudah mulai gelap mau menuju malam. Beruntung saat itu Fitri berboncengan dengan Syafra yang ternyata rumahnya satu arah dengan arah jalan menuju ke Rantau Panjang yaitu di BTN Sungai Ulak. Fitri pada malam itu minta diantarkan dengan Syafra ke rumah kost temannya yang tidak jauh dibelakang Toserba. Disana lah dia akan dijemput oleh kakaknya yang sudah dihubunginya saat diperjalanan.
Keesokan harinya, kamis tanggal 19 mereka semua akan berangkat kembali kelokasi kukerta, dimana berdasarkan hasil kesepakatan mereka bersama saat diposko bahwa mereka akan berangkat pada pukul 16.00 WIB, Fitri yang takut telat datang karena sebelumnya sudah datang telat hingga membuat teman temannya lama menuggu terpaksa berusaha untuk datang cepat, jam 15.00 WIB ia berangkat dari rumah dengan kembali diantarkan oleh kakaknya yaitu kakaknya yang nomor dua, sampai diparkiran kampus tepatnya jam 15.30 ia tidak melihat satupun temannya disana padahal dia sudah tergesa gesa berangkat dari rumah karena takut kembali ditungguin oleh teman temannya dan ia pun yakin teman temannya akan berangkat lebih awal darinya karena mengingat hari yang sudah sore untuk waktu berkmpul belum lagi waktu selama diperjalanan yang akan memakan waktu satu setengah jam. Saat itu Fitri mencoba untuk sms Yoffa dan Ise. Yoffa belum datang karena tidak ada orang rumah yang akan mengantarnya, dia akan dijemput oleh Joni karena Yofa membawa barang belanjaan yang lumayan banyak. Sedangkan Ise yang juga disms oleh Fitri lagi menunggu hujan reda karena memang sore itu langit terlihat sangat mendung mau turun hujan, di tempat Ise ternyata terkena hujan lokal karena dikampus sendiri belum hujan meskipun langit sudah terlihat mulai menampakan awan tebal hitam dan angin yang sedikit kencang menggoyangkan dahan dahan dan ranting pohon, Fitri pun mencoba sms teman teman yang lain yaitu Joni dan ketua kelompok mereka yang bernama Darmawan untuk menanyakan soal kepastian keberangkatan mereka pada sore itu karena mengingat kalau hari hujan tentunya jalan menuju daerah lokasi kukerta mereka akan licin oleh hujan tapi ketua meminta untuk tetap menunggu keadaan cuaca selanjutnya, kalau tidak hujan mereka akan tetap berangkat sore itu juga, Fitri saat itu hampir setengah jam menunggu kedatangan teman temannya, dengan duduk disebuah kursi panjang bersama kakaknya yang rela menemaninya menjelang kedatangan teman temannya datang meskipun ada seorang ibu ibu juga bersama anaknya duduk disampingnya yang juga sedang ada keperluan dikampus, beruntung akhirnya Ise datang juga kekampus, dia membawa motor sendirian dengan sedikit bebannya dalam sebuah koper tempat pakaiannya dan sebuah bantal. Tidak lama setelah kedatangan Ise, langit mulai semakin terlihat gelap dengan angin yang menerbangkan dedaunan yang jatuh diatas tanah. Tak lama berselang Joni pun juga datang tapi ia sendirian, tiba tiba muncul sms dari ketua kalau keberangkatan mereka ditunda lagi dan akan dilaksanakan pada besok harinya tepatnya pada hari jumat. Fitri pun memperbolehkan kakaknya untuk pulang karean kebetulan kakaknya pada sore itu juga buru buru mau mengikuti pertandingan sepakbola di Rantau Panjang. Fitri pada malam itu sengaja menginap di Bangko yaitu dirumah Ise karena dia tidak ingin lagi merepotkan kakaknya mengantarnya ke Bangko lagi pada besok paginya.
Keesokan harinya tepatnya pada hari Jumat tanggal 20 April 2012 mereka pun berangkat kelokasi kukerta tepatnya pada pukul 10 pagi, Fitri dan Ise yang berboncengan motor berduapun sedikit telat berangkat sehingga harus menyusul teman teman mereka yang telah duluan berangkat, mereka pun bertemu dirumah Levi di Pulau Rengas karena kebetulan mereka pun akan menumpang untuk membawa barang bawaan mereka yang lumayan cukup berat untuk dititipkan ke dalam mobil truk milik ayahnya Levi yang pada hari itu bersedia mengantarkan semua peralatan mereka dengan disopirkan oleh ayahnya sendiri, keberangkatan mereka disertai juga oleh ibunya Levi yang ingin mengantarkan anaknya untuk sekaligus melihat dan meninjau bagaimana kondisi rumah yang akan mereka tempati dilokasi kukerta mereka.
Sesampainya dilokasi yang mereka tuju akhirnya mereka semua pun segera membersihkan dan merapikan ruangan perpustakaan sekolah SMP disana yang akan mereka tempati untuk rumah penginapan selama mereka tinggal disana, usai bersih bersih ruangan merekapun yang cewek cewek masak untuk makan siang yang ikut dibantu oleh ibunya Levi yang harus turun tangan karena mengingat mereka harus masak yang banyak dan belum begitu paham takaran masak yang pas untuk jumlah orang hadir semua pada saat itu. Hingga itulah yang menjadi awal kegiatan pertama saat mereka datang yang kemudian usai makan dilanjuti dengan istirahat sebentar dan dilanjutkan kembali dengan rapat untuk membahas soal uang iuran selanjutnya serta hal hal yang lainnya yang menyangkut dengan kegiatan program mereka selama disana.


Profil Anggota Kelompok Mahasiswa/i KKN-PPM Desa Baru Bukit Punjung Kecamatan Tiang Pumpung (16 April-31 Mei 2012)

1. REZA PAHLEVILevi” adalah sosok wanita yang lincah dalam berbicara, bersahabat dan pemberani, secara fisik dia memiliki paras wajah yang cantik dan juga hitam manis berhidung mancung dengan tinggi badan yang tidak begitu tinggi dan juga tidak rendah, rambutnya yang ikal dan hitam hampir sebatas pinggang membuatnya semakin terlihat cantik seperti artis Dewi Persik.

2. SILVIA THERESIAIse” adalah sosok wanita yang punya penampilan cukup menarik, berkulit putih, rambut lurus melebihi sebatas bahu, tinggi badan yang sederhana dengan tubuh yang ideal cukup berisi namun tidak gemuk. Memiliki sifat yang baik, periang, senang ngobrol sehingga gampang akrab dengan orang orang yang ada disekitarnya namun agak sedikit penakut.

3. FITRIAWATI “Fitri adalah sosok wanita yang ramah dan bersahabat, dikenal paling pendiam diantara ketiga cewek lainnya, meskipun tidak begitu banyak bicara namun cukup berjiwa humoris, sikapnya tenang dan lemah lembut. Secara fisik dia punya penampilan yang sederhana dan apa adanya, tubuhnya kurus dan ramping yang tidak begitu tinggi dan tidak rendah, berkulit kuning langsat dengan rambut ikalnya yang melebihi batas bahu.

4. YOFFA DEVINA “Yoffa” adalah sosok wanita yang bersahabat, baik hati dan sedikit pendiam, ia memiliki penampilan cukup menarik karena dengan bentuk tubuhnya yang ramping namun sangat ideal ketika dia selalu bisa memadu padankan busana dengan cara berpakaiannya yang mengikuti new style, rambutnya yang tergerai lurus sebatas pinggang, tingginya pun hampir sama dengan ketiga temannya yang lain.

5. DARMAWAN SETIA BUDIKetua” adalah sosok lelaki yang bisa dikatakan pintar dan dewasa sehingga dia terpilih sebagai ketua kelompok, dengan penampilan yang apa adanya dan sikapnya yang berwibawa dan tenang, namun dibalik itu dia juga punya selera humor yang tinggi. Secara fisik dia memiliki tubuh lumayan tinggi dan berisi, warna kulitnya yang agak gelap membuatnya terlihat kalau dia adalah masih ada keturunan Jawa.

6. ANDRIADI “Andri” adalah sosok lelaki yang sangat suka berbicara alias ngerocos melulu, namun pribadinya sangat menyenangkan dan menghibur karena gaya bicaranya yang lucu dan ada saja yang selalu ingin dia bicarakan, tingkah lakunya pun terkadang seperti kekanak kanakan dan agak jorok karena suka kentut sembarangan tempat. Dia sangat terampil dalam membuat tulisan indah. Penampilannya cukup menarik dengan tubuhnya yang tinggi jangkung dan berkulit gelap sawo matang.

7. ZALFIKRI “Zal/Fikri” adalah sosok lelaki yang memiliki selera humor yang paling tinggi dibandingkan teman temannya yang lain. Setiap perkataan yang keluar dari mulutnya selalu saja bisa membuat orang orang tertawa dan terhibur dengan gayanya yang lucu, Sangat perhatian dan perduli dengan teman temannya. Secara fisik dia punya penampilan yang rapi, bersih dan lumayan ganteng dengan ukuran tubuh yang tidak terlalu kurus namun boleh dikatakan cukup ideal.

8. M. AL SYAFRA “Syafra” adalah sosok lelaki yang cakap dalam berbicara sehingga wajar jika dia memiliki pergaulan yang luas dan gampang akrab dengan siapa saja, dia sangat pintar dan tahu bagaimana cara mengambil hati ataupun menarik simpati orang orang yang ada disekitarnya, baik itu terhadap wanita ataupun laki laki. Dia memiliki ciri fisik dengan badan cukup tinggi dibandingkan teman temannya yang lain dan berkulit putih.

9. JONI FIRDAUS “Joni” adalah sosok lelaki yang juga sangat berjiwa humoris, pribadinya menyenangkan, perhatian, sangat rajin, bersahabat dan cukup dewasa dan tau bagaimana harus bersikap yang baik dan sopan ketika menghadapi seseorang ataupun orang banyak. Secara fisik dia pun juga punya penampilan yang menarik meskipun postur tubuhnya tidak begitu tinggi, tapi cukup gagah dengan badannya yang tampak berotot dan berkulit hitam manis.

10. M. RIDWAN “Ridwan” adalah sosok lelaki yang cukup asyik diajak ngobrol jika kita sudah mengenal pribadinya lebih dekat, meskipun dikenal paling pendiam diantara semua teman teman cowok yang lain tapi dia juga punya jiwa humoris. Dibalik gaya nya yang cool dia sangat pintar memasak, bekerja apa saja pun dia rajin. Secara fisik dia memiliki postur tubuh yang tidak begitu tinggi, berkulit putih dengan penampilan yang selalu bersih dan rapi.

11. LORI “Lori adalah sosok lelaki yang punya gaya cool namun bertampang playboy,  pribadinya lumayan gampang emosional tapi cukup menyenangkan dan bersahabat, suka menggoda cewek dan cukup bisa membawa suasana menjadi happy dengan kehadirannya. Dari penampilan fisiknya bisa dikatakan cukup bisa menarik perhatian para cewek meskipun postur tubuhnya tidak terlalu tinggi, berkulit putih dan ukuran badan yang pas.

12. JATRIADI “Jat” adalah sosok lelaki yang lumayan asyik, meski aslinya adalah cowok playboy namun belum bisa ditebak jika belum mengenal pribadinya secara lebih dekat, Orangnya tidak banyak pantangan, sifatnya baik dan tingkah lakunya pun sopan dalam bersikap. Secara penampilan dia punya postur tubuh yang tinggi dibandingkan teman temannya yang lain, berkulit sawo matang dan ukuran badan yang pas.


Rantau Panjang,  MEI 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar