Rabu, 15 Mei 2013

Profil & Asal Usul Tari Tradisional Daerah Rantau Panjang Tabir : Tari Ketalang Petang

TARI KETALANG PETANG

Jumlah penari adalah maksimal 10 orang dan minimal 6 orang, disini sebaiknya penari berpasang pasangan ada lelaki dan perempuannya.
Pakaian yang dipakai adalah untuk perempuan kain sarung (batik jambi atau boleh juga kain sarung lama) dan baju kurung (baju stero hitam atau sejenis baju kurung lainnya). Pakaian  untuk laki-laki sebaiknya menggunakan baju telok belango, celana dasar panjang dan kain sarung untuk dikenakan/diikat dipinggang dengan dilipat tinggi sebatas lutut.

Peralatan  : 1. Tampi (yaitu tempat menampi padi yang sudah dituai untuk membersihkan/membuang sampahnya)/dipakai/dikerjakan oleh wanita.
2.    Tapan (yaitu tempat menyimpan padi saat dituai) dipakai/dikerjakan oleh wanita
3.    Tuai (yaitu alat penuai padi) dipakai/dikerjakan oleh wanita
4.    Bakul (yaitu tempat menyimpan bneh/padi yang akan menjadi bibit untuk ditanamkan) dipakai/dikerjakan oleh wanita
5.    Tajak ( yaitu alat yang digunakan untuk melatah/membersihkan rumput yang tumbuh disela sela padi saat padi sudah mulai tumbuh akan berbuah) dipakai/dikerjakan oleh wanita.
6.    Baluh (yaitu tempat air minum yang berasal dari buah labu) dibawa oleh wanita untuk tempat minum bersama dengan pasangan laki-lakinya.
7.    Kayu Perencam (yaitu kayu panjang yang digunakan untuk merencam/melobangi tanah yang akan dimasukan bibit padi kedalamnya, dalam tarian ini dipakai/dikerjakan oleh pria)
URUTAN SKET (Sketsa Gerakan)
  1. Membentuk huruf T ( Pada saat awal pertama masuk semua penari harus bersiap siap diluar arena/lapangan tempat menari, para wanita membawa peralatan Tampi, Tuai, Tapan, Bakul, Tajak dan Baluh yang semuanya disusun rapi dimasukan kedalam Tapan dan digaleh/disangkutkan talinya diatas kepala/dipunggung badan kecuali Tampi yang harus dipegangkan oleh tangan kanan, kemudian para lelaki nya hanya membawa alat perencam. Mereka membuat bentuk barisan dengan diselang selingkan dimana urutan paling depan adalah pria kemudian dibelakangnya wanita dan seterusnya. Saat musik sudah mulai berbunyi para penari langsung berjalan dengan gerakan hentakan kaki kiri kearah kiri dan kaki kanan kearah kanan. Saat sudah berada ditengah lapangan pria dan wanita langsung mengambil posisi masing masing dengan membentuk huruf T yang juga diselang selingkan. Di akhir sket pertama ini mereka membuat gerakan menyembah (bisa dengan kedua belah tangan dan atau bisa juga tangan kanan direntangkan kekanan dengan sedikit membungkukkan badan) yakni untuk memberikan penghormatan kepada tamu yang ada didepannya dan juga para penonton.
  2. Membentuk dua barisan memanjang kebelakang, laki-laki barisan sebelah kanan dan perempuan sebelah kiri. Dalam sket kedua ini adalah melakukan gerakan merencam oleh para lelakinya, sedangkan perempuannya memasukan bneh (padi) kedalam lobang tanah yang sudah direncam/dilobangi. Disini sebelum melakuan gerakan para wanita nya harus meletakkan terlebih dahulu peralatannya diatas tanah, yang pertama diletakkan adalah Tampi, lalu Tapan dengan dikeluarkan semua isinya dari yang paling kecil satu persatu dengan sambil melakukan gerakan. Sesudahnya para wanita langsung mengambil Bakul kecil sebagai tempat bneh (padi), saat itulah para pria mulai melakukan gerakan merencam yang diikuti oleh para wanita dibelakangnya dengan memasukan bneh (padi) kedalam lobang tanah yang sudah direncam/dilobangi. Gerakan ini disesuaikan hentakannya dengan bunyi gendang yang menjadi musik pengiring dalam tarian ini disertai juga musik gitar, gambus/piul. Dalam gerakan ini para pria memulai dengan merencam kearah samping kanan berkeliling dan kembali lagi keposisi semula yang diikuti oleh para wanitanya sesuai dengan pasangannya masing-masing.
  3. Membentuk kembali posisi yang sama seperti sket kedua dengan kembali kebarisan, di sket ketiga ini adalah gerakan merumput, dimana para wanitanya mengambil/menggunakan alat yang selanjutnya yakni Tajak. Gerakan arah berjalannya sama dengan gerakan di sket kedua namun yang perempuan harus menyesuaikan gerakannnya sesuai dengan bagaimana gerakan saat orang sedang merumput (membersihkan rumput dengan Tajak).
  4. Gerakan di sket keempat ini adalah gerakan minum sebaluh, disini para wanita nya memberikan air minum dalam Baluh kepada para prianya, namun para wanita yang terlebih dahulu minum yang kemudian baru diberikan kepada pria nya. Saat mereka minun posisi nya adalah duduk berhadap hadapan.
  5. Gerakan di sket kelima ini adalah gerakan menuai padi, alat yang digunakan oleh wanitanya disini adalah Tuai dan Tapan sebagai tempat padinya. Sedangkan para prianya tetap melakuan gerakan yang sama seperti di sket kedua dan ketiga.
  6. Gerakan di sket ketujuh ini adalah para wanitanya menampi dengan mengunakan alat Tampi, sedangkan para prianya melakukan gerakan menumbuk padi dengan antan didalam sebuah lesung penumbuk padi dengan menggunakan alat yang sama yaitu kayu alat perencam. Selesai melakukan gerakan di akhir sket ini para wanintanya langsung memasukan kembali semua peralatannya kedalam Tapan satu persatu sambil melakukan gerakan dan kemudian digalehkan/disangkutkan ke kepala lagi.
  7. Gerakan ketujuh ini adalah membentuk huruf R dengan gerakan yang sama seperti gerakan mebentu huruf T dan juga diselang selingkan.
  8. Gerakan penutup ini adalah membentuk barisan memanjang ke samping yang juga diselang selingkan  lelaki dan perempuan. Di gerakan penutup adalah semua penari berbaris berjalan keluar dengan gerakan tangan melambai keatas untuk lambaian perpisahan, yang perempuan dengan  lambaian sambil mengangkatkan tampi ditangan kanan.   
Gerakan posisi membentuk huruf T dan R dalam gerakan ini adalah melambangkan huruf yang ada dalam kata nama sebuah kecamatan yakni TABIR yang ibukota nya adalah Rantau Panjang.

Sedikit cerita sejarah atau asal usul tentang tarian tradisional Rantau Panjang ini adalah dimana dinamakan dengan Tari Ketalang Petang yaitu berasal dari suatu pekerjaaan/kegiatan pada zaman para orang-orang tua kita yakni masyarakat asli Rantau Panjang diwaktu mereka masih muda dahulu yaitu dinamakan “BSELANG MENCAM” atau melakukan pekerjaan merencam/menanam padi bersama sama yang dilakukan disebuah ladang tempat bercocok tanam yang luas yang disebut dengan Talang yang jauh dari kampung/dusun sehingga harus meminta bantuan orang banyak khususnya para muda mudi atau bujang gadis dikampung/pedesaan ini, bagi para bujang gadis bisa dikatakan juga pekerjaan ini adalah suatu hiburan karena melakukan suatu pekerjaan sekaligus penghibur hati bagi mereka karena disaat itulah mereka bisa bertemu pandang dan bersenda gurau dengan pasangan mereka ataupun yang belum memiliki pasangan, dari pekerjaan yang yang bersifat melelahkan namun tidak bagi mereka yang bujang gadis karena justru menjadi penambah semangat dalam bekerja karena dikerjakan bersama pasangan kekasih hati mereka serta teman teman, namun dalam hal ini antara bujang dan gadis mereka masih sangat menjaga aturan atau adab dalam bersikap yang baik dan sopan, dahulu para gadis nya selalu ada tetua atau orang tua yang disegani/dihormati yang bisa juga disebutkan sebagai ketua dalam rombongan para gadis yang bertugas untuk menjaga dan mengontrol mereka agar tidak bebas dalam bersikap dengan sesama pasangan mereka, apabila bujang dan gadis ingin bercakap antara mereka harus terpisahkan oleh jarak sekitar  satu meter dari tempat duduk mereka masing-masing, apabila antara bujang gadis ada yang melanggar aturan dimana yang lelaki berani bersentuhan atau hanya berpegangan tangan maka si lelaki didenda seekor kambing. Ini lah gambaran suatu aturan adat kesopanan yang selalu ditanamkan oleh para orang-orang tua kita dahulu yang seharusnya kita contoh dan kita ajarkan kepada generasi muda kita pada zaman sekarang.
            Intinya disini bahwa maksud dari Ketalang Petang adalah dimana waktu itu apabila tuan rumah atau orang yang ingin melakukan pekerjaan/acara Bselang Mencam maka dia harus mengajak atau memberitahu kepada para bujang ataupun gadis baik tetangga atau yang lainnya yang mereka kenal agar dapat ikut serta mengajak pasangan (kekasih) mereka untuk pergi ikut membantu orang tersebut Bselang Mencam. Lokasi Talang (ladang) tempat Bselang Mencam biasanya jaraknya cukup jauh dan memakan waktu yang lumayan lama sehingga hari keberangkatan mereka dilakukan pada sore hari (Petang) sebelum hari mereka melakukan Bselang Mencam, hal ini dilakukan agar pada besok harinya mereka dapat melaksanakan pekerjaan dari pagi hari dengan persiapan yang matang dan kondisi fisik yang kuat. Dari sini lah disebut Ketalang Petang karena keberangkatan mereka ke Talang dilakukan pada sore atau Petang hari.

LAGU PANTUN TARI KETALANG PETANG
1.   Lah lamo idak lah karimbo
Raso lah babuai murantih bujang
Lah lamo idak lah basuo
Kasih batukuk sayang butambah

2.   Dari jauh kapal malintang
Pasang bendera diatas kemudi
Dari jauh kami datang
Hendak melihat kamu disini

3.   Mengukuih nak sampai pagi
Uhang merencam di ujung tanjung
Guhuh petuih ujan dak jadi
Embun di empang kemarau agung

4.   Marumput sambil melatah
Ketigo menanam padi
Gedang wujud ayam patah
Hendak meningkek gelanggang tinggi

5.   Mbik pahang tebang nyo buluh
Buleh tau di buluh miang
Kalun belum minum sebaluh
Belum tarumpun na kasih sayang

6.   Manuai di sungai ulak
Dapek padi duo tangkai
Kalun hati samo bakendak
Langit di kunci samo di ungkai

7.   Menumbuk di lesung batu
Patah antan timang ditimang
Tatumbuk di apiruntung aku
Kain basah kihing di pinggang

8.   Manyukam di ayek diheh
Keno anak sawah mudo
Pantun sekam dengan biheh
Lambek laun tabuang jugo

9.   Baumo di liheng mangin
Padi abih dimakan cigak
Lah ku cubo manyaring angin
Nempuh ado singgah idak

10.      Iluk-iluk masang pukat
Daun kisik pisang irdi
Kalun buhuk jangan di upat
Ado  nabaik jangan di puji
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar