SEJARAH SECARA UMUM WILAYAH 60 SEGALO BATIN
Sejarah berdirinya
Kerajaan Melayu lama terletak di pinggir sungai Tabir, ibukota bernama Kota Rayo (Koto Rayo). Kurang lebih 16 km kearah timur dari Rantau Panjang ibukota kecamatan Tabir, kabupaten Sarolangun Bangko. Raja bernama; Adityawarman bin Maulawarman, ibunya bernama Dara Jingga, saudara kandung oleh Dara Petak, Permaisuri dari seorang raja Majapahit pertama yaitu Rajasa (Raden Wijaya). Adityawarman di didik di kerajaan Majapahit bersama saudara ibunya Dara Petak.
Bersama dengan Raja Adityawarman di kerajaan ini terdapat pula antara lain :
- Sultan Baginda Raja Ali (ayah dari putri Selaro Pinang Masak)
- Datuk Syamsu Maharaja
- Syekh Akta
- Syekh Pucuk Alam
- Sultan Sri Maharaja Anum
- Datuk Payung Pamuncak
- Tuan Putri Puyang Pembarap
- Datuk Puyang Jaluhah
- Datuk yang Merah Mata
- Datuk Menaho Lebih
- Datuk Guci
- Datuk Raden Gunawan
- Datuk Panglimo Hitam
- Datuk Simpai Putih
- Tuan Putri Kelambu Hitam
- Datuk Laksamana
- Datuk Tumenggung
- Datuk Penghulu Alam
- Datuk Perpatih
- Datuk Benda
- Datuk Rajo Mengango
- Datuk Puncak
- Datuk Lita Kuning
- Datuk Putih
- Datuk Atal
- Datuk Banu Rajo
- Datuk Bendaharo
- Datuk Penduko
- Datuk Mangku Bumi
Pada abad ke 14 oleh raja Adityawarman bin Maulawarman memindahkan kerajaan Melayu Lama ke Pagaruyung (Sumatra Barat), dengan alasan tidak tahan lagi dan untuk menangkis serangan dari pihak luar terutama dari Datuk Baremban Besi dan Tantalanai (terkenal dengan sebutan raja jin) dengan maksud akan mengawini Putri Selaro Pinang Masak. Penduduk atau orang-orang besar yang tidak mau pindah ke Pagaruyung waktu itu, pidah pula kea rah ulu sungai Tabir (abad ke-15), untuk membikin kerajaan baru sebanyak 60 kepala keluarga (Pesaken), dan ini lah yang disebut 60 segalo Batin. Dengan penyebaran sebagai berikut :
1. Untuk Rantau Panjang dipimpin oleh Depati Bungkuk (Datuk Syamsu Maharaja), dulu dusun Tuo sekarang menjadi Rantau Panjang sebanyak 19 kk
2. Untuk Dusun Seling di pimpin oleh Datuk Guci, sebanyak 14 kk
3. Untuk Dusun Kapok, dipimpin oleh Tuan Putri Pembarap sebanyak 9 kk
4. Untuk Dusun Pulau Aro, dipimpin oleh Datuk Menaho Lebih sebanyak 13 kk
5. Untuk dusun Muara Jernih, dipimpin oleh Datuk Pemuncak sebanyak 5 k
Maka jumlah keseluruhan sebanyak 60 kepala keluarga.
Dan semua Marga yang berbatin dalam provinsi Jambi berasal dari kerajaan Melayu Lama (Kota Rajo), sedangkan negeri ini dihapuskan (di limun) dengan tidak meninggalkan bekas (pakai ilmu ghaib/sihir).
Geografis
Wilayah 60 Segalo Batin luasnya 73. 260 ha. ( Seluas Marga Batin V), dengan iklim 3 musim (secara umum) :
- Musim Kemarau terjadi pada buln Juni sd Agustus
- Musim Penghujan terjadi pada bulan September sd Januari
- Musim campuran terjadi pada bulan Februari sd Mei
Kemarau sisipan terjadi paling lama satu bulan, terjadi kira kira dalam bulan Maret yang disebut kemarau ikan mudik, dan kemarau ikan ngeram terjadi kira kira bulan oktober.
- Pedoman pertanian adalah perjalanan bintang tiga
- Tanah untuk perkebunan lebih luas dari tanah untuk persawahan.
Batas batas Wilayah
- Sebelah Timur berbatas dengan Marga Petajin Ilir Kabupaten Bungo Tebo, dengan Tapal batas Muara Sungai Besar, menuju Lebuh Gajah, dan ulu sungai Sengetan Bukit 12.
- Sebelah Barat berbatas dengan Marga Muara Kibul (Datuk Nan Lima Jurai), dengan tanpa batas batas batu gedang dan juga berbatas dengan Marga Nalo Tantan dengan tapal Batas Cemedak Bungkuk.
- Sebelah Utara berbatasan dengan Marga Pelepat (Depati Abun), dengan tapal Batas Sungai Kuamang Bungo, menuju Ulu sungai Aburan, menuju bukit Sebelah, menuju Batu Gedang (Candi), menuju Temban Mas Putih ( Ulu Sungai Siwai)
- Sebelah selatan berbatasan dengan Marga Air Hitam (Datuk Merah Mato), dan dengan Marga Batin Tiga Ilir (Pamenang), dengan tapal batas, mang Berlayar (ulu Sungai Madelang), menuju Inum Batu Beliang, menuju Bukit 12.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar