Senin, 13 Mei 2013

My Artikel : " ....Menikah Muda Menjadi Budaya..?"

Sudah tak bisa dipungkiri lagi bahwa kehidupan pada zaman sekarang yang serba canggih dan modern ternyata tidak bisa menjamin para generasi muda kita bisa tetap bertahan untuk terus melanjutkan pendidikan mereka hingga ke perguruan tinggi, karena kita melihat kenyataan yang sebenarnya pada saat ini malah justru akibat dari kecanggihan ini lah terciptanya kebebasan serta hilangnya moral dan etika dalam pergaulan, kita ketahui kecanggihan dari teknologi media alat komunikasi seperti Handphone atau telpon genggam adalah barang yang tidak lazim lagi sudah dimiliki oleh semua kalangan dari tingkat atas hingga bawah, dengan hanya sebuah benda bernama HP setiap orang akan sangat mudah berkomunikasi walaupun dipisahkan oleh rentang jarak yang jauh.
 Setiap pelajar dari yang tingkat SMP hingga SMA khususnya adalah suatu hal yang tidak mungkin jika tiap tiap dari mereka tidak memiliki HP, ini sangat mendukung yang namanya hubungan pacaran antar remaja yang tentunya sedang dalam masa puber yang adalah usia yang sangat sulit diantisipasi dampaknya, dengan HP pertemuan dimana saja bisa terjadi tanpa sepengetahuan orangtua mereka, dengan HP pun mereka bisa melihat berbagai tontonan negative dari yang bersifat pornografi hingga pornoaksi. Sangat tidak bisa di elakan jika akhirnya para remaja kita banyak yang menjadi korban karena terhipnotis oleh tontonan yang haram bagi usia mereka itu. Tidak jarang hampir disetiap tahunnya ada saja pelajar yang kebablasan hingga hamil diluar nikah, tidak membedakan apakah itu berasal dari keluarga terpandang yang kaya atau miskin tidak menutup kemungkinan bisa juga menjadi korban.
Dampak ini sudah menjadi fenomena yang amat disayangkan oleh mayoritas masyarakat kita khususnya di daerah Rantau Panjang Tabir, Kabupaten Merangin Jambi. Yang menjadi pertanyaan adalah masih adakah orangtua didaerah ini yang berharap anaknya bisa sekolah tinggi tinggi setidaknya bisa menamatkan SMP? dan yang kaya pun apakah masih ada niat mereka untuk menyekolahan anak anak mereka kesekolah atau bahkan ke universitas yang berkualitas sehingga anak anak mereka suatu saat bisa menjadi seorang dokter, polisi, tentara, pemimpin daerah dan negara, atau setidaknya seorang guru, bidan atau usahawan mungkin, karena mereka punya biaya dan fasilitas yang sangat mendukung untuk pendidikan dan masa depan anak anak mereka. Sekiranya ada itu mungkin hanya sedikit yang punya perhatian lebih untuk pendidikan anak anak mereka, selebihnya hanya sekedar menyekolahkan saja sehingga wajar sebagian besar pelajar yang putus sekolahnya yang terkadang hanya sampai dikelas 1 dan 2 karena anak anak mereka begitu gampangnya terpengaruh dalam pergaulan yang bebas sehingga sering mereka kebablasan hamil diluar nikah.
Faktor dari pengaruh HP boleh yang pertama tapi perhatian dari orang tua itu yang utama dan lebih penting karena anak terkadang butuh dukungan, motivasi, semangat dan kepercayaan dari orangtua bahwa mereka harus bisa menjadi anak yang bisa membanggakan kedua orangtua dan berbakti dikemudian hari. Ditambah lagi banyak diantara para orangtua pelajar yang asli daerah Rantau Panjang yang malah terkadang bangga dengan anak anak gadis mereka yang banyak dikagumi para bujang sehingga diperbolehkan untuk berpacaran, kepercayaan yang diberikan orangtua mereka ini akhirnya terkadang disalahgunakan menjadi suatu kebebasan dalam berhubungan dengan lawan jenis mereka, dan bahkan malah masih banyak orangtua yang berniat menikahkan anak anak mereka diusia yang sangat muda karena berpikir pendidikan tidak lah penting bagi mereka. Ini lah yang sangat disayangkan pada kondisi perkembangan generasi muda di Rantau Panjang Panjang pada saat ini, jika kebiasaan ini masih dipertahankan oleh para orangtua tentunya sampai kapanpun tidak akan pernah lahir sosok pemimpin dan tokoh tokoh pemuda yang mampu untuk memberikan gebrakan untuk kemajuan daerah Rantau Panjang, karena kalau bukan putra dan putri daerah siapa lagi???.
























Tidak ada komentar:

Posting Komentar